Assalamuallaikum
Mau posting tugas Kuliahku waktu duduk di bangku kuliah STAIN Jurai Siwo Metro Lampung
tentang Makalah Proyeksi Laporan Keuangan
Semoga bermanfaat :)
BAB I
PENDAHULUAN
Di
dalam sebuah perusahaan aktivitas manajerial seperti perencanaan keuangan
merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan, Sehingga perencanaan keuangan
ini merupakan seutu hal yang penting dan merupakan sebagai pedoman pelaksanaan
aktivitas di masa mendatang. Proyeksi Laporan keuangan dalam sebuah perushaan
harus dilaksanakan karena dengan adanya poryeksi ini maka memberikan kemudahan
dan memberikan informasi atas proyeksi keuangan yang mana akan menjadi sebuah
pedoman dalam menjalankan sebuah berusahaan. Dengan hal itu maka kami sebagai
pemakalah akan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Proyeksi Laporan
Keuangan” dimana kami akan membasah mengenai dasar proyeksi laporan keuangan,
laporan keuangan pro forma, proyeksi anggaran kas, dan proyeksi keuangan dengna
metode persentase terhadap penjualan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Dasar Proyeksi Laporan
keuangan ?
2.
Seperti apa laporan keuangan pro forma ?
3.
Seperti Apa proyeksi anggaran kas?
4.
Seperti apa proyeksi keuangan dengan
metode persentase terhadap penjualan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahu Dasar Proyeksi Laporan
Keuangan
2.
Mengetahui laporan keuangan proforma
3.
Mengetahui proyeksi anggaran kas
4.
Mengetahui keuangan dengan metode
persentase terhadap penjualan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Proyeksi Keuangan
Proyeksi
keuangan merupakan aktivitas manajerial yang umum. Manajer manganalisis catatan
perusahan yang lampau uantuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengarahui kekayaan
pemegang saham. Sebagai contoh, manajer mungkin merencakaan perubahan struktur modal
atau struktur portofolio investasinya. Perencanaan keuangan sendiri merupakan
suatu penyusunan tindakan bagi perusahaan bagi perusahaan sebagai pedoman
pelaksanaan aktivitas di masa mendatang. [1] Perusahaan-perusahaan
yang berkecenderungan memandang kedepan, akan selalu memikirkan apa yang
mungkin dilakukan pada masa yang akan dating. Sehingga dalam pelaksanaanya,
perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegang pada semua rencana yang telah
disusun sebelumnya.[2]
Dasar
proyeksi keuangan tergantung dari macam perencanaan yang dibuat. Jika
perusahaan membuat proyeksi laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, maka
dasar perencanannya yang terbaik adalah posisi laporan keuangan terakhir.
Sedangkan jika perusahaan akan membuat anggaran-anggaran kas maka dasar
perencanaan yang baik adalah menilainya dengan rencana penerimaan dan
pengeluaran kas dalam periode yang direncanakan. [3]
Proyeksi laporan keuangan hanyanlah sebagaian dari proses perencanaan
perusahaan dengan mana perusahaan menempatkan aktivitas perusahaan di masa
depan yang berkaitan dengan lingkungan ekonomi, persaingan, teknis dan social
yang berkaitan. Ketika rencana-rencana bisnis dikembangkan, hal ini biasanya
distrukturkan disekitar sasaran dan tujuan spesifik yang ditentukan secara
bersama oleh organisasi dan subkelompoknya. Rencana-rencana ini biasanya
menyatakan strategi dan tindakan untuk mencapai hasil-hasil jangka pendek, jangka
menengah, jangka panjang. Proyeksi laporan keuangan akan memudahkan perusahaan
untuk melihat keadaan di tahun akan datang.[4]
B.
Laporan Keuangan Pro forma
Proyeksi
pro forma dapat dilakukan pada setiap tingkatan rincian yang diinginkan. Dalam
bentuk ringkas, ini merupakan salah satu laporan yang paling banyak digunakan
untuk membuat taksiran secara cepat. Laporan ini terutama disenangi oleh para
pejabat pinjaman bank, yang harus menilai kredit suatu perusahaan klien dari
sudut pandang total keuangan. Rencana terinci tidak diperlukan untuk membuat
laporan pro forma yang lengkap. Meskipun
hasil proses perencanaan formal akan meningkatkan ketepatan. Sebaliknya,
rasio-rasio yang dipilih dapat digunakan untuk membuat laporan yang
keseluruhannya memuaskan, terutama pada pandangan pertama. Seperti yang akan
kita peragakan, aspek penting dari analisis pro forma adalah kemampuan untuk
menemukan kebutuhan dana yang diperlukan bagi perusahaan per tanggal penyusunan
neraca pro forma. [5]
Laporan keuangan
pro forma merupakan suatu alat yang penting untuk manajer keuangan. Proses
penyusunannya dapat cukup sederhana, jika hanya untuk satu periode perencanaan
dan atas dasar satu kondisi tertntu. Tetapi laporan keuangan juga dapat menjadi
rumit, jika proyeksi dilakukan untuk beberapa periode dan dengan dasar beberapa
asumsi. Untuk mendapatkan suatu proyeksi
laporan keuangan yang baik diperlukan suatu analisis tentang hubungan antara
berbagai rekening neraca dan laba rugi. Sebagai contoh adalah hubungan antara
piutang dan penjualan serta kebijakan kredit yang diambil perusahaan. Sebagai
ilustrasi untutuk menyusun laporan keuangan proforma ini diberikan contoh
sebagai berikut :[6]
Neraca
PT. BCC
Per
31 Desember 1987
(dalam
ribuan rupiah)
Aktiva Pasiva
Kas 135.000 Utang Dagang 256.500
Piutang 346.500 Utang jangka panjang 120.000
Persediaan 45.000 Modal Saham 180.000
Mesin-mesin 300.000 Laba yang ditahan 150.000
Penyusutan mesin (120.000)
180.000
Total aktiva 706.500 Total Pasiva 706.500
Kemudian,
untuk tengah tahun 1988 PT. Ratubilqis melakukan proyeksi atas beberapa
transaksi keuangan sebagai berikut:
1)
Penjualan barang bernilai Rp.
600.000.000 dengan harga pokok sebesar Rp. 480.000.000. Atas penjualan ini 40 %
akan diterima pada tengan tahun pertama 1988 dan 60 % lagi akan diterima pada
pertengah tahun kedua.
2)
Membeli barang dengan harga Rp 540.000.00.
Atas Pembelian ini 70 % akan dibayar pada semester pertama, dan sisanya pada
semester kedua.
3)
Diperkirakan saldo piutang per 31
Desember 1987 akan dapat ditagih semua
4)
Atas saldo utang dagang per 31 Desember
1987 akan dibayar lunas pada semester pertama 1988.
5)
Bunga atas utang jangka panjang untuk
semester pertama 1988 sebesar Rp. 3.000.000 akan dibayar.
6)
Dividen atas laba tahun 1987 sebesar Rp.
22.500.000 akan dibayar pada semester pertama Rp. 4.500.000
7)
Pajak penghasilan atas Mesin-mesin pada
semester pertama 1988 adalah Rp. 4.500.000
8)
Pajak penghasilan sebesar 40 % dibayar
semester pada tahun 1988.
Berdasarkan
proyeksi transaksi yang akan dilakkukan ini,
PT. BCC kemudian, dapat menyusun laporan keuangan pro-Forma.
Neraca
PT.BCC 30 Juni 1988 tampak sebagai berikut :
Neraca
PT.BCC
31 Desember 1988 (dalam ribuan rupiah)
Aktiva Pasiva
.
Kas 16.500 Utang Dagang 162.000
Piutang 360.000 Utang Jangka Panjang 120.000
Persediaan 105.000 Modal saham 180.000
Mesin 300.000
Penyusutan Mesin 125.50
Piutang 360.000 Utang Jangka Panjang 120.000
Persediaan 105.000 Modal saham 180.000
Mesin 300.000
Penyusutan Mesin 125.50
17.500
Total Aktiva 657.000 Total Pasiva 657.000
Total Aktiva 657.000 Total Pasiva 657.000
Sedangkan
Laporan Laba Rugi Laba Pro-Forma PT. Jakarta untuk periode 1 Januari 1988
sampai dengan 30 juni 1988 adalah sebagai berikut :
Laporan Rugi/Laba PT.BCC
1 Januari – s/d 30 Juni 1988 (dalam ribuan rupiah)
Penjualan
Rp.
600.000
Harga pokok penjualan Rp. 480.000
Laba Kotor Rp. 120.000
Penyusutan Mesin Rp. 4.500
. Rp. 115.500
Bunga atas Utang Jangka Panjang Rp. 3.000
Laba sebelum pajak Rp. 112.500
Pajak 40 % Rp 45.000
Laba sesudah Pajak Rp. 67.500
Harga pokok penjualan Rp. 480.000
Laba Kotor Rp. 120.000
Penyusutan Mesin Rp. 4.500
. Rp. 115.500
Bunga atas Utang Jangka Panjang Rp. 3.000
Laba sebelum pajak Rp. 112.500
Pajak 40 % Rp 45.000
Laba sesudah Pajak Rp. 67.500
Penjelasan
per rekening dari Neraca dan Rugi Laba dapat diuraikan sebagai berikut:
( dalam ribuan rupiah )
( dalam ribuan rupiah )
1. Kas
Persedian kasa awaal Rp.
135.000
Penjualan 40 % ( 600.000) Rp. 240.000
Penerimaan dari Piutang Rp. 346.500
Pembelian barang 70% (540.000) Rp. (378.000)
Pembayaran utang dagang Rp. (256.500)
Pembayaran bunga utang jangka panjang Rp. ( 3.000)
Pembayaran deviden Rp. ( 22.500)
Pembayaran pajak penghasilan . Rp. ( 45.000)
Penjualan 40 % ( 600.000) Rp. 240.000
Penerimaan dari Piutang Rp. 346.500
Pembelian barang 70% (540.000) Rp. (378.000)
Pembayaran utang dagang Rp. (256.500)
Pembayaran bunga utang jangka panjang Rp. ( 3.000)
Pembayaran deviden Rp. ( 22.500)
Pembayaran pajak penghasilan . Rp. ( 45.000)
Saldo Kas per 30 Juni 1988 Rp. 16.500
2. Piutang
Piutang awal 1 Januari 1988 Rp.
346.500
Penjualana Kredit Rp. 600.000
Penerimaan atas Piutang Rp. (346.000)
Penerimaan atas Penjualan Kredit . Rp. (240.000)
Penjualana Kredit Rp. 600.000
Penerimaan atas Piutang Rp. (346.000)
Penerimaan atas Penjualan Kredit . Rp. (240.000)
Saldo Piutang 30 Juni 1988 Rp.
360.000
3. Persediaan
Barang
Persediaan awal 1 januari 1988 Rp. 45.000
Pembelian Barang Rp. 540.000
Penjualan Barang (harga pokok). . Rp. (480.000)
Pembelian Barang Rp. 540.000
Penjualan Barang (harga pokok). . Rp. (480.000)
Saldo Persediaan Barang 30 Juni 1988 Rp. 105.000
4. Penyusutan
Mesin
Saldo per 1 Januari 1988 Rp. 120.000
Penyusutan Semester pertama Rp. 4.500
Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 124.500
Penyusutan Semester pertama Rp. 4.500
Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 124.500
5. Utang
Dagang
Saldo per 1 Januari 1988 Rp. 256.000
Pembelian batang Rp. 540.000
Pembayaran utang Rp. (256.000)
Pembayaran harga barang (70%x540.000) Rp. 378.000
Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 162.000
Saldo per 1 Januari 1988 Rp. 256.000
Pembelian batang Rp. 540.000
Pembayaran utang Rp. (256.000)
Pembayaran harga barang (70%x540.000) Rp. 378.000
Saldo per 30 Juni 1988 Rp. 162.000
6. Laba
Yang ditahan
Saldo Laba per 1 Januari 1988 Rp. 150.000
Laba dari opersaional semester 1 Rp. 67.500
Pembayaran dividen Rp. (22.500)
Saldo Laba per 30 Juni 1988 Rp. 195.000
Saldo Laba per 1 Januari 1988 Rp. 150.000
Laba dari opersaional semester 1 Rp. 67.500
Pembayaran dividen Rp. (22.500)
Saldo Laba per 30 Juni 1988 Rp. 195.000
Dengan
penjelasan perhitungan ini, Laporan Keuangan Pro-Forma yanf disusun dapat
ditelusuri angka-angkanya.
C.
Proyeksi Anggaran Kas.
Anggaran
merupakan suatu perencanaan aktivitas yang digunakan sebagai dasar untuk
koordinasi pelaksanaan aktivitas tersebut. Dalam suatu anggaran akan dinyatakan
kebutuhan pembiayaan dari perusahaan, dan merupakan ukuran pelaksanaan
aktivitas kerja. Aktivitas operasional perusahaan dievaluasi performancenya
dengan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Setiap
penyimpangan antara realisasi dan angggaran akan dianalisis untuk digunakan
sebagai dasar koreksi atas aktivitas yang digunakan, atau untuk dasar
penyusunan anggaran berikutnya. Dengan demikian anggaran mempunya beberapa
fungsi yaitu : perencanaan, evaluasi performance, dan koordinasi pelaksanaan
aktivitas. [7]
Anggaran
kas sesuai namanya, merupakan suatu perencanan atas arus kas perusahaan.
Anggaran kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan, atau minggu demi
minggu yang sangat spesifik yang lazim disiapkan oleh staf keuangan suaut
perusahaan. Anggara ini secara tegas memutuskan perhatian pada kehadian
spesifik dari penerimaan dan pembayaran kas. Manajer keuangan yang menggunakan
anggaran kas akan sangat berkepentingan dalam mengamati tingkat perubahan
perkiraan kas, yang harus dipertahankan pada tingkat yang mencukupi agar
memungkinkan pembayaran kewajiban yang tepat waktu pada saat jatuh tempo.
Konsekuensinya, manajer keuangan harus merencakan aktivitas kas untuk
mencerminkan rincian secara sangat spesifik penentuan waktu dari arus masuk dan
arus keluar kas sebagai tanggapan terhadap aktivitas operasi dan investasi yang
direncanakan.[8]
Dalam
menyusun anggaran kas, jadwal waktu atas taksiran penerimaan dan pengeluaran kas harus ditetapkan. Jadwal ini menunjukkan,
periode ke periode, pengaruh bersih dari aktivitas yang
diproyeksikan terhadap saldo kas. Pemilihan selang waktu yang tercakup oleh
anggaran kas bergantung pada sifat perusahaan dan syarat perdagangan yang
berlaku saat itu. Jika flukstuasi harian cenderung besar, seperti dalam bisnis
perbangkan, proyeksi hari demi hari mungkin diperlukan. Dalam kasus lain, proyeksi
mingguan, bulanan atau bahkan triwulan akan mencukupi.[9] Penggangaran kas, secara prinsip sangat
sederhana. Dimana tagihan yang jatuh tempo ditandingkan dengan penerimaan dari
cek gaji, cek deviden, pembayaran bunga dan sebagainya. Penandinganya ini diperlukan
untuk menentukan kebutuhan dana karena itu mempengaruhi saldo kas yang tersedia
untuk pembayaran.
D.
Proyeksi Keuangan dengan Metode
Persentase terhadap penjualan.
Salah
satu metode yang digunakan untuk mengestimasi level dari aktiva, pasiva atau
biaya adalah dengan mempergunakan suatu persentase tertentu terhadap penjualan.
Dengan mempergunakan suatu persentase tertentu ini, hakikatnya telah
diasumsikan bahwa terdapat hubungan proposionalitas antara aktiva, pasiva dan
biaya dengan penjualan. Persentase yang digunakan, dihitung dari data laporan
keuangan dikaitkan dengan tingkat penjualan. Kemudian Anggaran yang menerangkan
secara terperinci tentang penjualan perusahaan.[10]Proyeksi
laporan keugan dengan metode persentase tentu dapat digunakan untuk
mengestimasi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun. Karena periode perencanaan yang lebih panjang ini, detail daripada
komponen yang direncanakan kutang ditekankan. Melainkan focus untuk
mengestimasi kebutuhan pembiayaan perusahaan untuk jangka waktu yang cukup panjang.[11]
Teknik
yang digunakan untuk memproyeksi kebutuhan keuangan ini dapat dijelaskan dengan
prosedur sebagai berikut :
1.
Hitung proporsi dari aktiva lancar dan
aktiva tetap terhadap penjualan. Proporsi ini diasumsikan tetap sama untuk
periode proyeksi tahunan yang akan datang.
2.
Hitung kenaikan dalam total aktiva yang
disebabkan oleh kenaikan penjualan. Kenaikan dalam total aktiva ini harus
dibiayai dengan sumber dana baik dengan utang atau modal sendiri.
3.
Sumber dana utang diperoleh antara lain
dari sumber spontan, yaitu utang dagang, dan biaya-biaya yang akan dibayar
karena timbulnya penjualan.
4.
Kekurangan dari sumber dana ini dapat
dibiayai dari Retained Earnings sesudah dikurangi deviden dan pembiayaan dari
utang luar lainya.
Teknik
penentuan kebutuhan pembiayaan dari luar ini secara sederhana dapat
diformulasokan sebagai berikut :
EF = [{(TA-CL)/So}x ^S] - {(SI
x NPM) (1- DP)}
Dimana :
EF = Dana luar yang dibutuhkan
TA = Total aktiva perusahaan
CL = Utang Lancar
So = Penjualan pada tahun awal
^S = Tambahan penjualan yang direncakan
SI = Penjualan pada tahun proyeksi 1
NPM = Net profit Margin
DP = Rasio Pembayaran Dividen Terhadap Earnings per share (dividen pay out ratio)
TA = Total aktiva perusahaan
CL = Utang Lancar
So = Penjualan pada tahun awal
^S = Tambahan penjualan yang direncakan
SI = Penjualan pada tahun proyeksi 1
NPM = Net profit Margin
DP = Rasio Pembayaran Dividen Terhadap Earnings per share (dividen pay out ratio)
Untuk ilustrasi tentang penentuan dana luar ini, kita ambil data laporan PT. BCC per 31 Desember 1987 yaitu :
Total aktiva 706.500.000
Total utang lancar 600.000.000
Penjualan tahun 1987 600.000.000
Laba bersih sesudah pajak 11,25 %
Dividen atas laba per saham 60 %
Misalkan pada tahun 1988, PT BCC mengestimasikan jumlah penjualanya adalah 750.000.000, maka kebutuhan dana luar dapat diperhitungkan sebagai berikut ; (perhitungan dalam ribuan).
EF = [{706.500-256.500)
: 600.000} x 150.000] – [(750.000 x 0,1125) (1- 0,60)]
EF= 112.500 - 33.750
EF= 78.750
Dari
perhitungan ini terlihat bahwa PT. BCC akan meningkatkan penjualanya maka
aktivanya akan meningkatkan pula dan perusahaan harus mencari dan luar sebanyak
Rp. 78.750.000. Proyeksi kebutuhan dana pembiayaan untuk periode tahun
berikutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama. Jika proyeksi penjualan telah
ditentukan, kebutuhan dana luar dapat pula dihitung. Dengan demikian perusahaan
dapat mengantisipasi mencari dana untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaannya.
BAB III
KESIMPULAN
Proyeksi
keuangan sendiri merupakan suatu penyusunan tindakan bagi perusahaan bagi
perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan aktivitas di masa mendatang. Proyeksi
pro forma dapat dilakukan pada setiap tingkatan rincian yang diinginkan. Laporan
keuangan pro forma merupakan suatu alat yang penting untuk manajer keuangan.
Proses penyusunannya dapat cukup sederhana, jika hanya untuk satu periode
perencanaan dan atas dasar satu kondisi tertntu. Tetapi laporan keuangan juga
dapat menjadi rumit, jika proyeksi dilakukan untuk beberapa periode dan dengan
dasar beberapa asumsi. Proyeksi Anggaran
kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan, atau minggu demi minggu yang
sangat spesifik yang lazim disiapkan oleh staf keuangan suaut perusahaan. Anggara
ini secara tegas memutuskan perhatian pada kehadian spesifik dari penerimaan
dan pembayaran kas. Proyeksi laporan keugan dengan metode persentase tentu
dapat digunakan untuk mengestimasi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun. Karena periode perencanaan yang lebih panjang ini,
detail daripada komponen yang direncanakan kutang ditekankan.
[1]
Mohamad Muslich, Manajeman Keuangan Modern, Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2003, h.80
[2]
Gunawan Adisaputro, Anggaran Perusahaan, Yogyakarta, BPFE, 200, h. 5
[3]
Op, cit., h.80
[4] http://akuntan-si.blogspot.com/contoh-proyeksi-laporan-keuangan.html.diunduh-28-11-2013-13.00.
[5] Richard D. Irwin, Techniques of financial Analysis,
Jakarta, Erlangga, 1991 h.89
[6] Mohamad Muslich Op.cit h.81
[7]
Mohamad Muslich, Op. cit., h. 89
[8]
Richard D. Irwin, Op. cit., h. 96
[9]
Richard D. Irwin, Op. cit., h. 97
[10] Agus Ahayari, Anggaran Perusahaan
: Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta, BEFE, 1989), h. 34
[11] Mohamad Muslich, Op. cit., h.85
0 komentar:
Posting Komentar
Mauu komentar ? silahkan :D
Maaf jika ada penulisan kata yang kurang jelas hihi kadang suka typo
Jika ada kesalahan dalam postingan, silahkan kasih komentar dan saran yah hihi
Terimakasih banyak :)